Latar Belakang
Dewasa ini,penggunaan media
sosial oleh anak semakin kompleks untuk mengeksplorasi hal-hal yang membuat
anak semakin berkembang. Perlindungan terhadap anak sangat penting untuk
diwujudkan karena banyak informasi yang masuk dan anak harus bisa memilih
informasi yang cocok dan sesuai tahap perkembangannya. Dalam proses edukasi era
global para pendidik harus mencermati cara-cara mengetahui kemampuan anak untuk
menyikapi dan memandang dirinya secara positif agar memiliki konsep diri
positif.
Isi
Tips
Mendidik Anak di Era Digital
1. Belajar dan Mengenal TIK(Teknologi
Informasi dan Komunikasi)
Sebagai pendidik harus mutlak
mengetahui dan tahu bagaimana menggunakan media sosial sebagai hal yang sering
dieksplorasi oleh anak. Setidaknya pendidik bisa membatasi dan mengawasi gerak
anak dalam menggunakan sosial media.
2. Menyaring dan Menyeleksi
Kontennya Dan Melakukan Pendampingan
Sangat diupayakan pendidik
melakukan pendampingan selama anak mengeksplorasi media sosial,setidaknya bisa
memilih konten atau aplikasi yang cocok untuk anak agar terhindar dari
informasi yang negatif.
3. Kendalikan Waktu Akses, Ajak Anak
Bermain dan Berinteraksi Tanpa Mesin
Kelemahan pendidik dalam hal ini
terlalu membebaskan anak dalam mengakses media sosial, pendidik harus bisa
menyingkirkan gadget ketika berkumpul dengan keluarga agar komunikasi yang
terjalin menjadi lebih optimal.
4. Pelajari Apa Yang Bermanfaat Dari
Teknologi, Mulai dari Kita Sebagai Orang Tua
Pendidik harus bisa menjadi role model karena anak banyak mengikuti
apa yang dilakukan oleh orang tau maka itu pendidik harus bisa menjadi figur
yang baik.
5. Daftar Aplikasi iPad dan Andrid
untuk Belajar
Pendidik harus tahu bahwa gadget
tidak hanya untuk bermain tapi memiliki manfaat yang bisa membantu anak dalam
proses belajar. Banyak aplikasi bermanfaat yang telah diklasifikasikan sesuai
dengan Taksonomi Bloom(Ranah Kognitif). Taksonomi Bloom adalah struktur
hierarkhi yang mengidentifikasikan kemampuan mulai dari tingkat yang rendah
hingga yang tinggi. Daftar aplikasi iPad dan Android yang dikelompokkan sesuai
dengan Taksonomi Bloom:
Gambar 1 diunduh dari: http://edukasi101.com/daftar-aplikasi-ipad-android-untuk-belajar/ |
|
Pendidikan Anak pada Masa Wire Generation
Wire
Generation adalah
generasi baru yang lahir di era digital yang telah mampu merubah dunia ini.
Mendidik anak di era Wire Generation erat
hubungannya dengan internet. Anak membutuhkan perhatian ekstra agar tidak mudah
mengakses hal-hal yang tidak diinginkan.
1. Kontrol Terhadap Beberapa Media
1. Internet
Sekarang ini internet sangat
mudah diakses oleh siapapun apalagi dengan wifi yang tersedia hampir di setiap
tempat memudahkan anak dalam mengakses internet. Hal ini bisa sangat berbahaya
apabila tidak dilakukan pendampingan oleh orang tua.
2. Games
Anak-anak sangat suka bermain
games tapi pada era ini, mulai banyak games yang berbau dengan tindak kekerasan
dan pornografi. Orang tua harus bisa memberikan games sesuai dengan umur anak.
3. Film/Sinetron/DVD
Ini sifatnya sangat merusak
terutama psikis anak karena ketiganya apalagi sinetron sifatnya terlalu
berlebihan dan biasanya si anak meniru apa yang dia lihat. Sebaiknya orang tua
memilihkan tontonan yang mendidik dan tidak terpaku dengan apa yang ada di
televisi.
4. Komik
Banyak komik yang beredar sekarang
ini memiliki konten-konten pornografi,hal ini bisa menyebabkan anak ingin lebih
tahu tentang isi ceritanya. Orang tua harus bisa melakukan pendampingan dalam
pemilihan komik yang akan dibaca oleh anak.
5. Iklan
Konten-konten yang ada di dalam
iklan sekarang ini banyak yang tidak memperhatikan norma-norma dan biasanya
hanya menyampaikan kelebihan produk.
2.
Melakukan
Kontrol dan Menguasai Teknologi
Ada
dua hal penting dalam menguasai pendidikan di era Wire Generation,hal pertama adalah orang tua mampu menguasai
teknologi dan hal kedua orang tau harus bisa melakukan control terhadap si
anak.
2.1
Tips bagi orang tua jika anak sudah kecanduan perangkat digital atau pornografi
1. Rumuskan ulang pola pengasuhan
dengan pasangan dan harus konsisten dalam membuat peraturan di rumah sehingga
anak menjadi lebih terkontrol.
2. Bedakan pola pengasuhan antara
anak perempuan dan laki-laki. Keduanya sama-sama harus memilik perhatian khusus
dari orang tua dan anak laki-laki harus diberi perhatian ekstra karena anak
laki-laki sifatnya lebih berani dalam mengeksplorasi banyak hal-hal.
3. Jika anak sudah terlanjur
terekspos pada konten pornografi, jangan panic atau marah. Tanyakan apa
penyebabnya,lalu minta maaf pada anak. Satu hal yang perlu diketahui orang tua,jangan
gengsi untuk minta maaf.
2.2
Langkah-langkah untuk menjadi terapis bagi anak:
1.
Tenang
Orang tua harus tenang bijak dan
tenang dalam pengambilan keputusan,hal ini terkadang sulit tapi justru akan
menjadi kunci utamanya.
2.
Hindari
Marah dan Panik
Apabila orang tua mudah marah dan
panik apabila anak melakukan kesalahan justru ini akan berbahaya dan membuat
anak terkesan menjadi pribadi yang tertutup. Kita harus menghindari sifat
seperti itu agar lebih terfokuskan pada pemecahan masalah.
3.
Diterima,Maafkan,Minta
Ampun pada Tuhan dan Mulailah Bermusyawarah
Melakukan musyawarah sebaiknya
terlebih dulu dilakukan oleh orang tua agar mengetahui titik permasalahan pada
anak setelah semuanya terjalin dengan baik lakukan komunikasi dengan anak.
4.
Anak
perlu validasi 3P: Penerimaan,Pujian,Penghargaan
Jika semua ini telah dilakukan
dengan baik,maka anak lebih mudah dikontrol.
5.
Perbaiki
pola pengasuhan
·
Lakukan
perumusan ulang tujuan pengasuhan anak
·
Orang
tua mengetahui kelebihan dan kekurangan dirinya masing-masing
·
Keduanya
harus sepakat mengenai dual parenting,yaitu mempunyai porsi yang sama dalam
pengasuhan
Cara
menghadapi anak tersebut:
·
Cari
tahu penyebab anak mulai mengenalnya
·
Selesaikan
hal-hal yang menyangkut emosi dan harga dirinya, ini akan membuat kecanduan
menurun
·
Jelaskan
target penyedia pornografi
·
Tanyakan
bagaimana pendapatnya
·
Susun
langkah yang akan dilakukan bersama
·
Anak
butuh pendampingan
Delapan
hal yang bisa bermanfaat untuk membantu anak dalam proses terapi ini:
·
Jangan
focus pada prestasi akademik semata
·
Aktif
dalam menggunakan teknologi media
·
Komunikasi
dan disiplin berbeda
·
Perkuat
keimanan dalam diri anak
·
Kemampuan
berpikir kritis
·
Konsep
dan harga diri yang baik
·
Mandiri
dan tanggung jawab
3.
Sikap yang Perlu Diwaspadai
1. Persoalan Baru
Jangan sampai anak hanya
menghabiskan waktu di internet,gunakan waktu untuk berinteraksi dengan
lingkungan sekitar.
2. Komunikasi Lewat Tulisan
Bahasa tulisan akan berbeda
dengan bahasa yang disampaikan lewat tatap muka langsung sehingga orang tua
harus berhati-hati saat menterjemahkan emosi dalam tulisan.
3. Keamanan Anak
Orang tua harus berhati-hati
dalam sosialisasi di dunia maya agar tidak terjadi hal-hal yang negative.
4. Kedisiplinan Anak
Orang tua harus lebih selektif
dalam memberikan games kepada anak,jangan sampai membuat anak kecanduan games
dan lupa pada tugasnya.
5. Kurangnya Komunikasi
Harus ada pola pengasuhan yang
jelas dalam membatasi gerak anak dalam bermain gadget agar komunikasi mudah
terjalin dengan baik antara orang tua dan anak
4.
Sikap Orang Tua Terhadap Anak
1. Harus mengetahui perkembangan
teknologi
2. Lebih peka terhadap isu-isu yang
berkembang
3. Sering mengontrol kegiatan yang
dilakukan oleh anak
4. Lebih waspada dan tidak panik
5. Memahami teknologi sebelum anak
mengaksesnya
6. Berikanlah yang sesuaidengan perkembangan
usianya
5.
Implikasi dalam Pendidikan dan Pendampingan Anak di Era Global
1. Anak bukan hanya mempelajari
materi pelajaran
2. Anak dapat mempelajari
kreatifitas,produktifitas,ketangguhan,dan profesionalitas
3. Anak harus mampu mengembangkan
potensi diri
4. Anak hendaknya mempunyai
pemahaman hidup yang seimbang
6.
Cara Merangsang Kemampuan Anak Usia Dini agar Berkembang Secara Optimal
1. Gunakan kata-kata sederhana agar
anak mudah mengerti
2. Tanamkan pemahaman konsep dengan learning by doing
3. Rangsang kreatifitas anak
4. Rangsang anak melalui
pengembangan body kinesthetic
5. Bentuk kemampuan bergaul anak
6. Latih anak untuk dapat
mengekspresikan emosi diri
7. Ajak anak mengenali dan
memelihara alam lingkungan
7.
Pola Pengasuhan Anak(Parenting Style)
1. Autoritative : Demokrasi,bimbingan,mendengarkan. Dalam
pola pengasuhan ini anak akan lebih bisa mengendalikan diri,percaya diri,dan
hidupnya lebih bahagia.
2. Autoritarian : Tidak toleransi,harus patuh,ada paksaan.
Dalam pola pengasuhan ini anak akan mempunyai konsep diri yang negative,merasa
terjebak,dan tidak bisa menginternalisasikan diri.
3. Permissive : Membebaskan,tidak ada bimbingan,memanjakan. Dalam pola
pengasuhan ini anak akan menjadi kurang dewasa,impulsive,membantah,dan terkesan
boros.
4. Neglect : Orang tua lalai,tidak peduli. Dalam pola
pengasuhan ini anak akan agresif dan yang paling parah tidak mempunyai
pendirian.
Kesimpulan
Era global memiliki banyak dampak
yang kompleks yang apabila tidak disaring dengan baik akan menimbulkan hal-ha
yang tidak diinginkan,terutama oleh anak. Maka sebagai orang tua kewajiban yang
mutlak diberikan adalah bimbingan terhadap anak,diperlukan batasan waktu dan
penilaian yang tepat, kapan dan untuk apa digunakan. Orang tua harus tepat saat
memberikan teknologi kepada anak yang diberikan sebagai alat bantu untuk
membantu perkembangan anak.
Daftar Pustaka:
Crain,
W . (2011). Theories of development:
Concept and applications (6ed). NJ: Pearson
Hurlock,
E. B. (1980). Psikologi perkembangan:
Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Edisi Kelima. Terj.
Jakarta: Erlangga
Hidayati,
N. (2010, Agustus). Bermain khayal untuk mengembangkan dimensi sosioemosi
anak-anak pra sekolah. Insan, 12, 106. Diambil pada tanggal 28
November 2013, dari http://journal.unair.ac.id/filerPDF/5-12-2pdf
Papalia,
D. E., Wendkos-Olds, & Duskin Feldman. (2001). Human development(8ed). New York: McGraw Hill
Pendidikan anak di
era digital. (2010,
Mei). Diambil tanggal 28 November 2012, dari http://terangdunia.com/index.php?option=com_content&view=article%id=673:bahaya-sering- nonton-tv-pada-anak-anak&catid=58:media-internet<emid=88
Santrock,
J. W. (2001). Educational psychology 9
(5ed). New York: McGraw-Hill
Sativa,
R. I. (2012, Oktober). Nonton televisi itu
tak selamanya buruk bagi kesehatan. Diambil tanggal 28 November 2012, dari http://health.detik.com/read/2012/10/11/095948/2059854763/nonton- televisi-itu-tak-selamanya-buruk-bagi-kesehatan
Shunk,
D. H. (2012) Learning Theories, an
educational perspective, Sixth Ed, Boston, MA: Person Education
Tilaar., Dr., Prof.
(2002) Multikulturalisme;
Tantangan-tantangan global & masa depan dalam transformasi pendidikan nasional,
Jakarta: PT Grasindo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar