Judul cerita : Cipoa(tipu-tipu)
Pengarang : Putu Wijaya
Waktu penampilan : 24
Mei 2014(dibawakan oleh ST Manis)
Sutradara : Adri Prasetyo
Sinopsis:
Hari sabtu 24
Mei pementasan teater berjudul Cipoa di Auditorium Anggrek Universitas Bina
Nusantara berlangsung meriah. Teater ini memberikan warna yang indah terhadap
perkembangan zaman yang sangat cepat dan memberikan banyak arti hidup.
Dalam teater
cipoa ini banyak hal yang bisa didapatkan dan sangat memikirkan aspek-aspek
yang ada di kehidupan dan teater ini dikemas dalam dialog komedi satir tentang
hal-hal yang sedang melanda masyarakat dan negeri kita sekarang ini. Pementasan
Cipoa terdiri dari 2 bagian, bagian pertama menceritakan masalah yang akan
dihadapi dan menanggapi hal yang begitu, isi monolognya seperti memberi
pengantar tentang apa yang akan terjadi di babak selanjutnya. Bagian
selanjutnya dikemas dalam drama komedi satir yang mengambil setting di sebuah
pertambangan.
Cerita yang
diusung tentang sebuah eksplorasi pertambangan untuk mencari harta karun yang
bisa mewakili peran-peran berbagai macam elemen di masyarakat seperti penguasa
(peran Juragan), birokrat (peran anak buah Juragan), kaum wanita (peran para
istri), rakyat jelata (peran para pekerja tambang). Dengan komposisi peran seperti
itu dan format komedi satir yang sudah dikuasai sangat membuat pementasan bisa
mendramatisasi berbagai macam persoalan bangsa.
Sebagai contoh
ketika adegan Juragan menekan anak buahnya yang lugu untuk mau menjadi corong
penguasa dan menipu rakyat terasa sangat membumi karena kita bisa dapati pada
kehidupan sehari hari. Kemudian ketika adegan harta karun berupa bongkahan emas
yang dijual oleh Juragan ke Orang Kaya asal Jepang dengan harga bongkahan batu
saja, semua itu digambarkan penuh dengan aksi tipu menipu untuk kepentingan
sendiri yang dijustifikasi dengan semboyan bohong itu benar untuk kebaikan.
Tentunya kebaikan yang menipu. Adegan tipu menipu ini mengundang tawa penonton
tiada henti hingga akhir pementasan.
Para pemain kali
ini bermain dengan sangat baik. Sebagai catatan setiap celetukan istri Juragan
selalu saja dapat diasosiasikan dengan kritikan atas kondisi masyarakat
sekarang. Kemudian Alung yang memerankan rakyat jelata yang lugu tapi skeptis
ini sangat lihai menghidupkan suasana kocak. Kemudian Tivri sebagai birokrat
yang masih memiliki nilai moral kejujuran digambarkan sering mendapat sial dan
malu, celananya sering dibikin melorot hingga hanya tampak celana dalamnya yang
dekil itu membuat penonton tertawa terpingkal pingkal. Alhasil di akhir
pementasan semua menjadi sadar bahwa bohong dan tipu menipu itu hanya akan
membawa sengsara dan memberi keuntungan pada pihak asing saja.
Kelebihan:
·
Ceritanya sangat
menarik karena sesuai dengan apa yang sedang terjadi di Indonesia
·
Alur cerita
dikemas dengan baik sehingga perpindahan dialog antar tokoh terkesan sangat
menarik
·
Banyak makna
eksplisit yang menarik untuk digali lebih dalam
·
Pembawaan tokoh sangat
unik sehingga menampilkan unsur komedi yang mewah
·
Memiliki daya
tarik tersendiri karena latar cerita sangat sebanding dengan keadaan negeri
Kekurangan:
·
Masih banyak
gerakan yang terkesan sangat membosankan
·
Alur cerita
sulit dimengerti oleh orang awam
Amanat:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar