Selasa, 25 Maret 2014

Filsafat Manusia

A.Pengertian Filsafat Manusia

Filsafat manusia merupakan bagian dari sistem filsafat, yang umumnya memiliki kedudukan yang setara dengan cabang-cabang yang lainnya, seperti etika, kosmologi, epistemology, filsafat sosial, dan estetika dan bahkan bila di bandingkan dengan ilmu-ilmu tentang manusia, seperti (antropologi dan psikologi). Baik filsafat manusia ataupun ilmu-ilmu tentang manusia, pada dasarnya bertujuan untuk menyelidiki, menginterpretasi, dan memahami gejala-gejala atau ekspresi-ekspresi manusia.  Maka Objek material filsafat manusia adalah gejala atau ekspresi manusia,  sama seperti ilmu-ilmu tentang manusia yang lain. Tetapi secara ontologis ia memiliki kedudukan yang lebih penting. Karena kajian dari semua cabang filsafat dan ilmu-ilmu tentang manusia tersebut adalah manusia yang secara spesifik menjadi objek kajian filsafat manusia.
Secara umum dapat dikatakan, bahwa setiap  cabang ilmu-ilmu tentang manusia mendasarkan penyelidikanya pada gejala empiris, yang bersifat ‘objektif’ dan bisa diukur, dan gejala itu kemudian diselidiki dengan menggunakan metode yang bersifat observasional atau eksperimental. Sebaliknya, filsafat manuisa tidak membatasi diri pada gejala empiris. Bentuk atau jenis gejala apapun tentang manusia, sejauh bisa difikirkan, dan memungkinkan untuk difikirkan secara rasional, bisa menjadi bahan kajian fislafat manusia. Aspek-aspek, dimensi-dimensi, atau nilai-nilai yang bersifat metafisis, spiritual, dan universal dari menusia, yang tidak bisa diobservasi dan diukur melalui metode-metode keilmuan bisa menjadi bahan kajian terpenting bagi filsafat menusia.


        Berbeda dengan ilmu-ilmu tentang manusia, dikarenakan luasnya dan tak terbatas tentang gejala manusiawi yang diselidiki oleh filsafat manusia, maka tidak mungkin ia menggunakan metode observasi atau eksperimen itu. Aspek-aspek, dimensi-dimensi atau nilai-nilai yang bersifat metafisis, spiritual, dan universal hanya bisa diselidiki dengan metode yang lebih spesifik, seperti metode sintesis dan reflektif. Sintesis dan reflektif bisa dilakukan sejauh gejalanya bisa difikirkan. Karena apa yang bisa difikirkan jauh lebih luas daripada yang bisa diamati, seperti yang bersifat empiris.


B.Ciri-ciri Filsafat Manusia

1.     Ekstensif: dapat kita saksikan dari luasnya jangkauan atau menyeluruhnya objek kajian yang di geluti oleh filsafat.
2.     Intensif: filsafat adalah kegiatan intelektual yang hendak menggali inti hakikat, akar, atau struktur dasar, yang melandasi segenap kenyataan.
3.     Kritis: karena tujuan filsafat manusia pada taraf akhir tidak lain adalah untuk memahami diri sendiri maka hal apa saja yang secara langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan pemahaman diri manusia, tidak luput dari kritik filsafat.



C.Aliran-aliran yang terdapat pada Filsafat Manusia

            Dalam ilmu filsafat manusia terbagi menjadi tujuh aliran dengan perincian yaitu, dua dari di antaranya adalah aliran tertua sekaligus terbesar. Sedangkan aliran yang selain dua aliran tersebut merupakan aliran yang menjadi reaksi atas dua aliran sebelumnya. Dua aliran tertua dan terbesar dalam filsafat adalah, aliran materialisme dan aliran idealisme. 


1.   Materialisme



           Materialisme adalah paham dari filsafat manusia yang meyakini bahwa esensi kenyataan, termasuk  manusia adalah bersifat material atau fisik. ciri utamanya adalah bahwa ia menempati ruang dan waktu, memiliki keluasan (re extensa), dan bersifat objektif. Disebut juga naturalisme karena kata materi digantidengan natur (alam) atau organisme. 



Ciri utamanya adalah menolak adanya kekuatan yang bersifat spiritual di¢materialisme baik  Semua dijelaskan dalam hukum¢gejala yang bersifat material itu. kausalitas (sebab- Material bergerak bukan¢akibat, stimulus-respons) dari dirinya, melainkan dari kekuatan-kekuatan di luar dirinya. Pakar materialisme menyebut kekuatan itu mesin atau mekanis. 



Ilmu alam yang menganut faham Materialisme diantaranya ialah fisika, biologi, kimia, kedokteran, sebagian psikologi (psikobiologi, psikologi behavioristik), sebagian sosiologi (jika berasumsi bahwa esensi alam semesta (termasuk manusia) dan objek kajian-kajian ilmu alams epenuhnya bersifat material, sehingga bisa dijelaskan secara kausa dan mekanis). Tokoh-tokoh materialisme antara lain, ¢1. Anaximenes (585 -528),  2. Anaximandros (610 -545 ¢SM), 3. Thales (625 -545 SM),  4. Demokritos (± 460 -545 SM), 5. Thomas Hobbes (1588 -1679), 6. La Mettrie (1709 -1751), 7. ¢Feuerbach (1804 -1877), 8. H. Spencer (1820 -1903),  9. Karl Marx (1818 -1883). 



2.   Idealisme.



             Idealime merupakan kebalikan dari materialisme. menurut aliran ini, kenyataan sejati adalah bersifat spiritual. sedangkan esensi kenyataan dari sepritual itu sendiri adalah berfikir. (res-cogitans). ciri utama yang menyakini adanya kekuatan spiritual (roh absolut) di  Tidak¢balik setiap kejadian bisa dijelaskan berdasarkan pada Menggunakan pengamatan empiris metafor-metafor kesadaran manusia. Misal: kekuatan spiritual dianggap rasional, berkehendak, berperasaan, kreatif, dll.



Beberapa ilmu yang menganut paham idealism (spiritualisme) antara lain: teologi (tauhid), sufisme, seminari, budhisme, dll (jika berasumsi bahwa semua berawal dari kekuatan spiritual (roh absolut) atau sering disebut sebagaiTuhan). Tokoh-tokoh idealism diantaranya yaitu : Plato, Hegel, Leibnitz, Aristoteles, Descartes, Kant, Goethe, Agustinus. 



Aliran-aliran lain yang merupakan reaksi atas materialisme dan idealisme yaitu :



1.   Dualisme.
Menurut aliran dualisme kenyataan sejati pada dasarnya adalah baik bersifat fisik ataun non fisik (spiritual). mereka berpendapat bahwa berbagai kejadian tidak dapat di asalkan pada satu subtansi atau satu esensi saja. sehingga mereka beranggapan bahwa kenyataan sejati merupakan perpaduan antara dua subtansi (materi dan roh).



2.   Vitalisme.
Vitalisme adalah aliran di dalam filsafat yang beranggapan bahwa kenyataan sejati pada dasarnya adalah energi, daya, kekuatan, atau nafsu yang bersifat irasional. Dengan memberi tekanan bahwa kenyataan sejati pada dasarnya adalah berupa energi-energi non-fisik yang irasional dan instingtif. Sehingga vitalisme berbeda dari materialisme dan idealisme.



3. Eksistensialisme.
Aliran eksistensialisme secara spesifik meneliti kenyataan konkreet manusia sebagaimana manusia itu sendiri berada dalam dunianya. istilah eksistensi berasal dari kata existere (ex=keluar dan sistere=ada atau berada). Dengan demikian eksistensi memiliki arti sebagai "sesuatau yang sanggup keluar dari keberadaannya" atau  “sesuatu yang mampu melampaui dirinya sendiri". 



4.   Strukturalisme.
Secara sederhana struktrualisme dapat di artikan sebagai aliran dalam filsafat manusia yg menempatkan struktur atau sistem. Struktrualis meyakini bahwa manusia pada dasarnya merupakan makhluk yang tidak bebas yang terstruktur oleh sistem, budaya, dan bahasanya. Aliran struktualisme menolak humanisme, menolak pandangan tentang kebebasan dan keluhuran (keagungan) manusia.



5.   Posmodernisme. 
Pasmodernisme mempunyai kesamaan dengan struktrualisme yaitu sama menentang humanisme. Menurut pandangan pasmodernisme telah terjadi dominasi dan kolonialisme yg halus dan diam-m dalam sebuah aspek kehidupan manusia.


Sumber:
1.     Diunduh pada tanggal 23 Maret 2014: http://ipanksuhendra.blogspot.com/2013/02/filsafat-manusia.html
2. Diunduh pada tanggal 23 Maret 2014: http://filsafat.kompasiana.com/2012/06/04/siapakah-manusia-refleksi-filosofis-profdrndrijarkara-sj-mengenai-hakekat-manusia-467312.html



Filsafat Manusia Halaman 53-55

2.Tetapi meskipun Aquinas menekankan kesatuan manusia, persatuan erat antara jiwa dan badan, ia mempertahankan bahwa ada suatu perbedaan nyata antara jiwa dan fakultas-fakultas nya, ada antara fakultas-fakultas itu sendiri. Di dalam jiwa manusia ada fakultas-fakultas atau kemampuan-kemampuan untuk bertindak yang di dalam potensialitas bagi aktus-aktus mereka dan yang harus dibedakan menurut tindakan dan objek mereka masing-masing. Beberapa kemampuan atau fakultas ini menjadi milik jiwa sendiri dan todak tergantung secara intrinsik pada organ tubuh, sementara yang lain termasuk di dalam compositum/senyawa dan tidak dapat dilaksanakan tanpa badan. Kemampuan-kemampuan yang khas menjadi milik jiwa meskipun jiwa dipisahkan dari bada, sedangkan yang lain tetap di dalam jiwa yang terpisah hanya secara potensial, dalam arti bahwa jiwa masih mempunyai kemampuan jauh untuk melaksanakan tugasnya, yang hanya bisa terjadi bila jiwa disatukan kembali dengan badan.
Ada hirarki di dalam kemampuan-kemampuan atau fakultas-fakultas tersebut. Fakultas vegetatif yang terdiri dari kemampuan makan,berkembang dan reproduksi mempunyai sebagai objeknya ialah badannya yang dipersatukan dengan jiwa atau hidup. Fakultas sensitif yang terdiri dari indera-indera luar, yaitu penglihatan, pendengaran, pembauan, rasa, sentuhan dan indera-indera dalam, yaitu sensus communis, fantasi atau imaginasi, daya untuk menaksir dan daya ingat mempunyai sebagai objeknya tidak hanya badannya sendiri tetapi setiap badan yang bisa ditangkap dengan indera. Fakultas rasional yang terdiri dari intelek aktif dan pasif mempunyai sebagai objeknya tidak hanya badan yang bisa ditangkap dengan indera tetapi ada pada umumnya. Maka semakin tinggi kemampuan yang ada semakin luas dan komprehensif pula objeknya.
Kemampuan-kemampuan ini mengalir dari esensi jiwa sebagai prinsip mereka,tetapi mereka benar-benar dapat dibedakan satu dari yang lainnya. Mereka mempunyai objek formal yang berbeda, aktivitas mereka juga berbeda-beda, maka mereka benar-benar merupakan kemampuan-kemampuan yang berbeda-beda

3.Sedikit komentar mengenai 'indera dalam' yang terdapat baik di dalam binatang maupun di dalam manusia. Kemampuan-kemampuan ini disebut 'indera', meskipun tidak dibedakan dari indera luar sebagaimana kita biasa memahami istilah itu, sebab kemampuan ini tidak melibatkan rasio,tetapi lebih melibatkan kehidupan perasaan. Misalnya, bisa diperkirakan bahwa seekor burung mempunyai kegiatan instingtif, sehingga mereka dapat 'memutuskan' bahwa ranting yang dilihatnya akan berguna untuk membangun sarangnya: ia tidak bisa memutuskan hanya berdasar penglihatan,karena yang dilihatnya hanyalah warna, tetapi ia juga tidak juga bernalar atau memutuskan  dalam arti sesungguhnya dengan menggunakan rasio: maka disebut bahwa ia mempunyai 'indera dalam' yang memungkikannya menangkap kegunaan rating.
Menurut Aquinas ada 4 indera dalam. Pertama, indera dalam yang membeda-bedakan dan juga menyatukan data yang ditangkap oleh indera-indera luar. Mata melihat warna, telinga mendengar suara, tetapi meskipun indera penglihatan dapat membedakan warna satu dari yang lainnya, ia tidak bisa membedakan warna dari suara, sebab ia tidak dapat mengarahkan suara kepada objek berwarna yang dilihatnya, ketika seseorang berbicara dengan anjingnya. Fungsi pembedaan dan penyatuan ini dijalankan oleh indera umum atau sensus communis. Kedua, binatang dapat 'merekam' forma-forma yang ditangkap oleh indera, dan fungsi ini dilaksanakan oleh imaginasi (phantasia atau imaginatio), yang merupakan 'suatu perbendaharaan tertentu dari forma-forma yang diterima melalui indera'. Ketiga, binatang dapat memahami benda-benda yang tidak dapat ditangkapnya melalui indera, misalnya, bahwa sesuatu berguna baginya, bahwa seseorang atau sesuatu bersahabat atau bermusuhan, dan tugas ini dilaksanakan oleh vis aestimative (daya menaksir). Yang terakhir, vis memorative (daya ingat). Apa yang di dalam binatang disebut vis aesmitative, di dalam manusia disebut vis cogitative.

4. Kecuali lima indera luar, empat indera dalam, kemampuan untuk bergerak,keinginan sensitif dan fakultas-fakultas rasional kognitif, manusia juga memiliki kehendak (voluntas). Kehendak berbeda dari keinginan sensitif, karena kehendak menginginkan kebaikan sendiri atau kebaikan pada umumnya, sedangkan keinginan sensitif (inderawi) tidak menginginkan kebaikan pada umumnya, tetapi objek khusus dari keinginan yang disajikan oleh indera.

Lebih-lebih,kehendak itu dari kodratnya diarahkan kepada kebaikan pada umumnya, dan dengan niscaya menginginkan kebaikan pada umumnya. Namun, keniscayaan ini tidaklah merupakan keniscayaan yang dipaksakan, suatu keniscayaan yang menekan kehendak dengan kekerasan. Keniscayaan ini mengalir dari kehendak sendiri,yang dari kodratnya menginginkan tujuan terakhir atau kebahagiaan (beatitudo).
Namun, meskipun manusia secara niscaya menginginkan kebahagiaan, ini tidak berarti bahwa ia tidak bebas di dalam pilihan-pilihan khususnya. Ada beberapa kebaikan partikular yang tidak selalu membimbing ke arah kebahagiaan, dan manusia bebas untuk menginginkan hal-hal tersebut atau tidak. Meskipun kebahagiaan sejati hanya dapat ditemukan di dalam pemilikan Allah, hanya di dalam pencapaian kebaikan tak terbatas, ini tidak berarti bahwa setiap orang mesti mempunyai keinginan sadar akan Allah atau bahwa dia secara niscaya menghendaki sarana-sarana yang membimbingnya ke Allah. Dalam arti tertentu, manusia selalu menginginkan Allah, sebab ia secara niscaya menghendaki kebahagiaan dan de facto kebahagiaan hanya dapat ditemukan dalam pencapaian Allah, Kebaikan tak terbatas. Tetapi karena kurangnya visi yang jelas mengenai Allah sebagai Kebaikan tak terbatas, mungkin bagi manusia objek-objek kelihatan dianggap berhubungan langsung dengan kebahagiaan padahal tidaklah demikian, sehingga ia dapat menempatkan kebahagiaannya di dalam sesuatu yang berbeda dari Allah sendiri. Apa pun yang diinginkan manusia, ia menginginkannya sebagai sesuatu yang baik, sungguh-sungguh atau hanya kelihatannya (ia secara niscaya menghendaki sesuatu sub ratione boni), tetapi ia tidak secara niscaya menghendaki Kebaikan tak terbatas yang sebenernya.
Kehendak bebas (liberum arbitrium) bukanlah suatu kemampuan atau fakultas yang berbeda (different) dari kehendak. Namun ada perbedaan batin(mental distinction) di antara mereka, sebab kata 'kehendak' menunjukkan fakultas sebagai prinsip dari semua penghendakan kita, baik bersifat niscaya(dalam kaitan dengan tujuan,yaitu kebahagiaan) maupun bebas(dalam kaitan dengan pilihan akan sarana untuk mencapai tujuan),sedangkan 'kehendak bebas' menunjukkan fakultas yang sama sebagai prinsip dari pilihan bebas kita atas sarana untuk mencapai tujuan. Bahwa manusia itu bebas merupakan akibat dari kenyataan bahwa dia bersifat rasional. Seekor tikus 'memutuskan' berdasar insting bahwa kucing harus dihindari, tetapi manusia mempertimbangkan dan memutuskan bahwa suatu kebaikan harus dicapai atau suatu kejahatan harus dihindari berdasar tindakan bebas dari budinya.

Lost In Life?

Rabu, 19 Maret 2014

Ten Ways To Be Happy

Sign Language

Bahasa isyarat adalah bahasa yang mengutamakan komunikasi manual, bahasa tubuh, dan gerak bibir, bukannya suara, untuk berkomunikasi. Kaum tunarungu adalah kelompok utama yang menggunakan bahasa ini, biasanya dengan mengkombinasikan bentuk tangan, orientasi dan gerak tangan, lengan, dan tubuh, serta ekspresi wajah untuk mengungkapkan pikiran mereka.

Bertentangan dengan pendapat banyak orang, pada kenyataannya belum ada bahasa isyarat internasional yang sukses diterapkan. Bahasa isyarat unik dalam jenisnya di setiap negara. Bahasa isyarat bisa saja berbeda di negara-negara yang berbahasa sama. Contohnya, Amerika Serikat dan Inggris meskipun memiliki bahasa tertulis yang sama, memiliki bahasa isyarat yang sama sekali berbeda (American Sign Language dan British Sign Language).

Untuk Indonesia, sistem yang sekarang umum digunakan adalah Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) yang sama dengan bahasa isyarat America (ASL - American Sign Language).
1. Pelajari manual alfabet yang digunakan oleh orang tuli.
Amerika Manual Alphabet adalah alfabet manual yang menambah kosa kata American Sign Language ketika ejaan huruf individu kata adalah pilihan yang disukai atau hanya, seperti dengan nama yang tepat atau judul karya. Surat harus ditandatangani dengan tangan yang dominan dan dalam kebanyakan kasus, dengan telapak tangan menghadap penonton.

Gambar 1. Diunduh pada tanggal 17 Maret 2014: http://pathfinderindonesia.wordpress.com/2010/09/12/sign-language/
Gambar 2. Diunduh pada tanggal 17 Maret 2014: http://www.british-sign.co.uk/bsl-british-sign-language/what-is-fingerspelling/

Gambar 3. Diunduh pada tanggal 17 Maret 2014: http://pathfinderindonesia.files.wordpress.com/2010/09/signlanguage.jpg
Kesalahan umum:

Banyak kesalahan yang dibuat oleh fingerspellers awal secara langsung dapat diatribusikan bagaimana alfabet manual yang paling sering ditampilkan dalam grafis.

a.Surat
Dalam gambar sebagian besar atau ilustrasi dari American Manual Abjad, beberapa huruf digambarkan dari samping untuk lebih menggambarkan handshape yang diinginkan, namun dalam prakteknya, tangan tidak boleh berpaling ke sisi ketika memproduksi surat tersebut. Huruf C dan O adalah dua yang sering keliru berbalik ke samping oleh pemula yang menjadi terbiasa melihat mereka dari sisi dalam ilustrasi. Penting pengecualian dari aturan bahwa sawit selalu harus menghadap penampil adalah huruf G dan H. Kedua huruf harus dibuat, bukan dengan telapak menghadap penampil atau pembicara, tapi dengan telapak menghadap ke samping – tangan dalam ergonomis posisi netral.

b.Bilangan
Kesalahan lain yang dibuat oleh orang setia mengikuti ilustrasi gambar di sebagian besar alfabet ASL fingerspelling penandatanganan angka kardinal 1 – 5 dengan telapak tangan menghadap keluar. Angka-angka kardinal 1, 2, 3, 4, dan 5 harus ditandatangani sawit di (terhadap penandatangan). Hal ini berbeda dengan angka 6-9 kardinal yang harus diproduksi dengan telapak tangan berbalik untuk menghadapi orang yang sedang ditangani.
Seperti dengan huruf O, nol tidak boleh berpaling ke samping, tetapi menunjukkan telapak tangan menghadap ke depan.
Ini hanya berlaku ke nomor kardinal namun. Menggunakan nomor dalam situasi lain, seperti dengan untuk menunjukkan digit waktu misalnya, memiliki aturan yang berbeda. Saat menandatangani waktu, angka-angka selalu menghadapi orang yang sedang ditangani, bahkan nomor satu sampai lima. penandatanganan situasi lain yang melibatkan angka memiliki norma sendiri yang harus dipelajari berdasarkan kasus per kasus.

c.Rhythm, kecepatan & gerakan
Ketika fingerspelling, tangan Anda harus berada pada ketinggian bahu, dan ‘mental’ tidak boleh dengan huruf masing-masing. tangan Anda harus tinggal di satu tempat dan hanya perubahan yang handshape (dan orientasi untuk beberapa huruf). Jika Anda kesulitan melakukan ini, Anda mungkin ingin memegang lengan bawah Anda dengan tangan tidak dominan Anda untuk memaksa tangan ejaan Anda untuk tetap diam. ‘Bouncing’ huruf fingerspelling membuat Anda sulit untuk dibaca, bahkan untuk penandatangan asli.
Selain itu, handshapes yang jelas jauh lebih mudah untuk dibaca daripada fingerspelling cepat. Jangan berkonsentrasi pada kecepatan, sebagai fingerspelling cepat dengan handshapes buruk yang terbentuk akan sulit untuk dibaca. Cobalah untuk fingerspell seluruh kata dengan kecepatan yang sama, tidak mempercepat atau melambat. jeda menunjukkan awal dari sebuah kata baru, jadi jika Anda tiba-tiba melambat karena kombinasi huruf sulit, pembaca Anda mungkin berpikir Anda sedang memulai sebuah kata baru, yang mengarah ke kesalahpahaman. Pengecualian untuk ini kadang-kadang muncul pada awal kata. Huruf pertama dapat dilakukan untuk panjang surat ekstra sebagai isyarat yang penandatangan akan dimulai fingerspelling.

2. Memiliki minimal tiga jam instruksi dalam sign language.
Di mana Anda menemukan instruktur bahasa isyarat? Pertama, jika Anda tahu orang tuli atau seseorang yang tahu bagaimana tanda, meminta mereka untuk rujukan. Jika itu tidak berhasil, cek dengan konselor sekolah bimbingan lokal tinggi. Mereka mungkin dapat mengarahkan Anda ke salah satu program gratis atau untuk-membayar. Anda juga dapat memeriksa menjadi organisasi layanan lokal sosial, karena banyak menawarkan kelas bahasa isyarat gratis.
Idealnya, Anda akan memiliki instruktur relawan datang untuk mengajar club anda, tetapi anda mungkin perlu bersikap fleksibel. klub Anda mungkin perlu datang ke instruktur. Jika hanya beberapa orang di club anda tertarik, Anda harus bergabung dengan kelas yang memenuhi di luar waktu Pathfinder. Jika Anda mengundang seorang instruktur untuk mengajar di club anda, pastikan untuk menceritakan betapa banyak siswa untuk mengharapkan sebelum Anda meminta komitmen.
Setelah Anda menemukan kelas dan instruksi dimulai, kami sangat menyarankan Anda mengambil lima jam instruksi daripada hanya tiga yang dibutuhkan. Ini akan menjadi jauh lebih mudah untuk melanjutkan instruksi sampai Anda memiliki semua lima jam sebagai lawan untuk melanjutkan kelas suatu saat nanti.

3. Mengirim dan menerima ejaan jari pada tingkat lima kata per menit menggunakan minimum 25 huruf.

4. Lakukan salah satu dari berikut:
a. Jelaskan perbedaan antara Ameslan dan ditandatangani Inggris, dan mendemonstrasikan penggunaan keduanya.
Ameslan, atau American Sign Language, memiliki hubungan sedikit tata bahasa Inggris. Bahasa ini dikembangkan oleh komunitas tuli sebagai metode yang efisien dan ekspresif komunikasi. Signed Inggris, di sisi lain, dirancang dengan koneksi yang lebih langsung ke tata bahasa Inggris, teori ini adalah bahwa tahu itu akan membuat membaca dan menulis dalam bahasa Inggris lebih mudah. Inggris Menandatangani mengikuti urutan kata yang sama dan sintaks seperti bahasa Inggris yang diucapkan, sedangkan urutan kata dalam Ameslan secara konseptual berbasis.
b. Membaca dan memberikan laporan lisan atau tertulis pada sebuah sekolah di negara Anda atau negara yang mengkhususkan diri dalam pendidikan tuli.

Sumber:  

  1.  Diunduh pada tanggal 17 Maret 2014: http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_isyarat
  2. Sandler, Wendy; & Lillo-Martin, Diane. (2001). Natural sign languages. In M. Aronoff & J. Rees-Miller (Eds.), Handbook of linguistics (pp. 533-562). Malden, MA: Blackwell Publishers.
  3.  Susan Goodwyn, Linda Acredolo, and Catherine Brown (2000). Impact of symbolic gesturing on early language development. Journal of Nonverbal Behavior, 24 (2), pp. 81-103.
  4. Linda Acredolo and Susan Goodwyn (1985). Symbolic gesturing in language development: A case study. Human Development, 28, 40-49.
  5. Diunduh pada tanggal 17 Maret 2014: http://www.british-sign.co.uk/bsl-british-sign-language/




Religion,Arts

A.PENGERTIAN BAHASA

Para pakar memiliki beragama pengertian tentang agama. Secara etimologi, kata “agama” bukan berasal dari bahasa Arab, melainkan diambil dari istilah bahasa Sansekerta yang menunjuk pada sistem kepercayaan dalam Hinduisme dan Budhisme di India. Agama terdiri dari kata “a” yang berarti “tidak”, dan “gama” berarti kacau. Dengan demikian, agama adalah sejenis peraturan yang menghindarkan manusia dari kekacauan, serta mengantarkan menusia menuju keteraturan dan ketertiban.
Dalam bahasa Belanda, Jerman, dan Inggris, ada kata yang mirip sekaligus memilliki kesamaan makna dengan kata “gam”. Yaitu ga atau gaa dalam bahasa Belanda; gein dalam bahasa Jerman, dan go dalam bahasa Inggris. Kesemuanya memiliki makna yang sama atau mirip, yaiut pegi. Setelah mendapatkan awalan dan akhiran a, ia mengalami perubahan makna. Dari bermakna pergi  berubah menjadi jalan. Kemiripan seperti ini mudah dimaklumi karena bahasa Sansekerta, Belanda, Jerman, dan Inggris, kesemuanya termasuk rumpun bahasa Indo-Jerman.
Selain itu, dikenal pula istilah religion bahasa Inggris, religio atau religi  dalam bahasa Latin, al-din dalam bahasa Arab, dan dien dalam bahasa Semit. Kata-kata itu ditengarai memiliki kemiripan makna dengan kata “agama” yang berasal dari bahasa Sansekerta itu.Religious (Inggris) berarti kesalehan, ketakwaan, atau sesuatu yang sangat mendalam dan berlebih-lebihan. Yang lain menyatakan bahwa religion adalah: (1) keyakinan pada Tuhan atau kekuatan supramanusia untuk disembah sebagai pencipta dean penguasa alam semesta; (2) sistem kepercayaan dan peribadatan tertentu.
Menurut Olaf Scuhman, baik religion maupun religio, keduanya berasala dari akar kata yang sama, yaitu religare   yang berarti “mengikat kembal”, atau dari kata relegere yang berarti “menjauhkan, menolak, melalui”. Arti yang kedua, relegere dipegang oleh pujangga ada filosof Romawi Cicero dan Teolog Protestan Karl Barth, dan sebab itu mereka melihatreligio sebagai usaha manusia yang hendak memaksa Tuhan untuk memberikan sesuatu, lalu manusia menjauhkan diri lagi. 
Sementara Sayyed Hossein Nasr mengatakan “religare” yang berarti “mengikat” merupakan lawan dari “membebaskan”. Ajaran Sepuluh Perintah (Ten Commandments) ya ng membentuk fondasi moralitas Yahudi dan Kristen terdiri dari sejumlah pernyataan “janganlah kamu”, yang menunjukkan suatu pembatasan dan bukan pembebasan .
Agama juga disebut dengan istilah din. Dalam bahasa Semit, din  berarti undang-undang atau hokum. Dalam bahasa Arab kata ini mengandung arti menguasai, menundukkan, patuh, utang, balasan, kebiasaan.

Gambar 1. Diunduh pada tanggal 16 Maret 2014: http://mbegedut.blogspot.com/2011/06/aspek-aspek-religiusitas-dimensi.html

B.    Fungsi Dan Tujuan Agama

Menurut Abuddin Nata sekurang-kurangnya hanya ada tiga alasan perlunya manusia terhadapa agama, yakni:

1.Latar belakang fitah manusia. Kenyataan bahwa manusia memiliki fitrah keagamaan tersebut buta pertama kali ditegaskan dalam ajaran Islam, yakni bahwa agama adalah kebutuhan manusia.
2.Alasan lain mengapa manusia perlu beragama menurut  Abuddin Nata adalah kelemahan dan kekurangan  manusia. Alasan inipun kelihatannya bisa diterima, di samping karena keterbatasan akal manusia untuk menentukan hal-hal yang di luar kekuatan pikiran manusia itu sendiri, juga karena manusia sendiri merupakan makhluk dha’if (lemah) yang sangat memerlukan agama.
3.Adanya tantangan manusia. Manusia dalam kehidupannya senantiasa menghadapi berbagai tantangan, baik dari dalam maupun dari luar. Tantangan dari dalam berupa dorongan hawa nafsu dan bisikan syetan, sedangkan tantangan dari luar dapat berupa rekayasa dan upaya-upaya yang dilakukan manusia yang secara sengaja berupaya memalingkan manusia dari Tuhan.
Gambar 2. Diunduh pada 16 Maret 2014: http://mbegedut.blogspot.com/2011/06/aspek-aspek-religiusitas-dimensi.html

  
C.    Dimensi (Unsur-Unsur) Agama

Demikian kompleksnya pendefinisian agama. Definisi yang dikemukakan para ahli itu pun tidak selalu komprehensif. Sebagian tampak parsial karena hanya menyangkut sebagian dari realitas agama. Definisi adalah suatu batasan, sementara agama tak bisa dibatasi. Namun, untuk memudahkan, perlu dikemukakan unsur-unsur pokok yang lazim menyangga suatu agama. Harun Nasution menyimpulkan, agama memiliki unsur-unsur sebagai berikut:

1.Kekuatan gaib. Manusia merasa dirinya lemah dan berhajat pada keuatan gaib itu sebagai tempat minta tolong. Oleh karena itu, manusia merasa harus mengadakan hubungan baik dengan kekuatan gaib tersebut. Hubungan baik ini dapat diwujudkan dengan mematuhi perintah dan laranagan keuatan gaib itu. Mengacu pada unsur yang pertama, dapat dikatakan bahwa agama sesungguhnya berporos pada kekuatan-kekuatan non-empiris atau supra empiris.
2.Keyakinan bahwa kesejahteraan di dunia ini dan hidupnya di akhirat tergantung pada adanya hubungan baik dengan kekuatan gaib yang dimaksud. Dengan hilangnya hubungan baik itu, kesejahteraan dan kebahagiaan yang dicari akan hilang pula.
3.Respons manusia yang bersifat emosional. Respons itu bisa mengambil bentuk perasaan takut seperti pada agama-agama primitive atau perasaan cinta seperti agama-agama monoteisme. Selanjutnya, respons mengambil bentuk penyembahan yang terdapat dalam agama-agama primitf, atau pemujaan yang terdapat dalam agama-agama monoteisme. Lebih lanjut lagi, respons itu mengambil bentuk cara hidup tertentu bagi masyarakat yang bersangkutan.
4.Paham adanya yang kudus dan suci dalam bentuk kekuatan gaib, dalam bentuk kitab yang mengandung ajaran-ajaran agama bersangkutan, dan dalam bentuk tempat-tempat tertentu.

Dari segi psikologi, L. B. Brown mengatakan dalam bukunya Psychology and Religion memberikan lima variabel agama, yang meliputi:

1.Tingkah laku (behaviour) atau praktek-praktek yang menggambrakan keadaan agama, dikembangkan biasanya melalui kerap tidaknya pergi ke gereja, membaca injil dan sebagainya.
2.Renungan suci dan iman (belief), iman biasanya dihubungkan dengan kerangka kepercayaan yang umum dan yang khusus tertentu.
3.Perasaan keagamaan atau pengalaman (experience) dan kesadaran tentang sesuatu yang transeden yang dapat memberikan dasar yang kokoh bagi kehidupan keagamaan.
4.Keterikatan (involvement) dengan suatu jama’ah yang menyatakan diri sebagai institusi nilai, sikap atau kepercayaan.
5.Consequential effects dari pandangan-pandangan keagamaan dalam tingkah laku yang non-agama dan dalam tingkah laku moral.

D. Seni

Filsafat seni merupakan salah satu cabang dari rumpun estettika  filsafat yang khusus menelaah seni. Locius Garvin memberikan batasan tentang filsafat seni sebagai cabang filsafat yang berhubungan teori tentang penciptaan seni, pengalaman seni dan kritik seni (the branch of philosophy whit art criticism).

  Pengertian seni ini dipakai dalam bermacam-macam arti, antara lain:
1.Seni sebagai kemahiran (skill) dilawankan dengan ilmu (sciece). Sering dilakukan bahwa ilmu mengejar seseorang untuk mengetahui dan seni untuk mengejar seseorang untuk berbuat, keduanya saling melengkapi.
Gambar 3. Diunduh pada tanggal 16 Maret 2014: http://ptk-pnf-padangpanjang.blogspot.com/2010/06/pameran-karya-seni-pls.html
2.Seni sebagai kegiatan manusia (human activities) dilawankan dengan kerajinan (craft). Ciri-ciri yang membedakan seni/art dan kerajinan/craft ialah bahwa seni bersifat perlambang dan menciptakan realita baru, sedangkan kerajinanmerupakan pekerjaan rutin yang disesuaikan dengan kegunaan praktis.
Gambar 4. Diunduh pada tanggal 16 Maret 2014: http://rangkuman-materiku.blogspot.com/search/label/Bahan%20Ajar%20IPS%20Ekonomi
3.Seni sebagai karya seni (work of art atau artwork) dilawankan dengan benda-benda alamiah. Karya seni merupakan produk dari kegiatan manusia. dalam artian yang seluas-luasnya seni meliputi setiap benda yang dibuat manusia.
Gambar 5. Diunduh pada tanggal 16 Maret 2014: http://thesaladcaper.com/2013/12/01/finding-the-right-artwork-can-add-dollars-to-your-property-value/
4.Seni sebagai seni indah (fine art) dilawan kan dengan seni berguna (useful art). Seni indah dinyatakan sebagai seni terutama bertalian dengan perbuatan benda-benda dengan kepentingan estetis sehinga berbeda dari seni.
Gambar 6. Diunduh pada tanggal 16 Maret 2014: http://marciabaldwin.artspan.com/
5.Seni sebagai seni penglihatan (visual art) dilawankan dengan seni pendengaran.
Gambar 7. Diunduh pada tanggal 16 Maret 2014: http://ajidoank94.wordpress.com/news-2/corat-coret-berseni-grafity/


Sumber:

1.       Diunduh pada tanggal 16 Maret 2014: http://penaraka.blogspot.com/2012/04/pengertian-agama.html
2.       Drs. H. Achmad Gholib, MA . Study Islam, Pengantar Memahami Agama, al-Qur’an al Hadits dan Sejarah Peradaban Islam. Faza Media, 2006.
3.       Mujahid Abdul Manaf. Ilmu Perbandingan Agama. PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1994. 
4.       Diunduh pada tanggal 16 Maret 2014: http://www.alikoto-artgallery.com/2013/06/filsafat-seni.html
5.       Kartono, Ario. 2005. Berkreasi Seni. Bandung : Ganeca Exact.




Rabu, 12 Maret 2014

Language,Gender,Ethnicity,Culture

BAHASA

Bahasa adalah kunci pokok bagi kehidupan manusia di atas dunia ini, karena dengan bahasa orang bisa berinteraksi dengan sesamanya dan bahasa merupakan sumber daya bagi kehidupan bermasyarakat. Adapun bahasa dapat digunakan apabila saling memahami atau saling mengerti erat hubungannya dengan penggunaan sumber daya bahasa yang kita miliki. Kita dapat memahami maksud dan tujuan orang lain berbahasa atau berbicara apabila kita mendengarkan dengan baik apa yang dikatakan. Dibawah ini ada beberapa pengertian bahasa menurut ahli :
Pengertian Bahasa Menurut Para Ahli
1. Pengertian Bahasa menurut (Depdiknas, 2005: 3)Bahasa pada hakikatnya adalah ucapan pikiran dan perasan manusia secara teratur, yang mempergunakan bunyi sebagai alatnya.
2. Pengertian Bahasa menurut Harun Rasyid, Mansyur & Suratno (2009: 126) bahasa merupakan struktur dan makna yang bebas dari penggunanya, sebagai tanda yang menyimpulkan suatu tujuan.
3. Sedangkan bahasa menurut kamus besar Bahasa Indonesia (Hasan Alwi, 2002: 88) bahasa berarti sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh semua orang atau anggota masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri dalam bentuk percakapan yang baik, tingkah laku yang baik, sopan santun yang baik.
Kesimpulan Pengertian Bahasa menurut ahli
Berdasarkan beberapa pengertian bahasa tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian bahasa adalah sistem yang teratur berupa lambang-lambang bunyi yang digunakan untuk mengekspresikan perasaan dan pikiran bahasa tersebut.
Nah dalam arti dari pengertian bahasa tersebut, hal ini menonjolkan beberapa segi sebagai berikut:
1. Bahasa adalah sistem. Maksudnya bahasa itu tunduk kepada kaidah-kaidah tertentu baik fonetik, fonemik, dan gramatik. Dengan kata lain bahasa itu tidak bebas tetapi terikat kepada kaidah-kaidah tertentu.
Gambar 1. Diunduh pada tanggal 13 Maret 2014: http://asosiasitradisilisan.blogspot.com/2012/05/k-j-i-n-f-o-l-k-o-r.html

2. Sistem bahasa itu sukarela (arbitary). Sistem berlaku secara umum, dan bahasa merupakan peraturan yang mendasar. Sebagai contoh: ada beberapa bahasa yang memulai kalimat dengan kata benda seperti Bahasa Inggris, dan ada bahasa yang mengawali kalimatnya dengan kata kerja. Dan seseorang tidak dapat menolak aturan-aturan tersebut baik yang pertama maupun yang kedua. Jadi tidak tunduk kepada satu dialek tertentu.
Gambar 2. Diunduh pada tanggal 13 Maret 2014: http://netsains.net/2008/12/bahasa-indonesia-menjadi-bahasa-peradaban-dunia/

3. Bahasa itu pada dasarnya adalah bunyi, dan manusia sudah menggunakan bahasa lisan sebelum bahasa lisan seperti halnya anak belajar berbicara sebelum belajar menulis. Di dunia banyak orang yang bisa berbahasa lisan, tetapi tidak dapat menuliskannya. Jadi bahasa itu pada dasarnya adalah bahasa lisan (berbicara), adapun menulis adalah bentuk bahasa kedua. Dengan kata lain bahasa itu adalah ucapan dan tulisan itu merupakan lambang bahasa.
Gambar 3. Diunduh pada tanggal 13 Maret 2014: http://netsains.net/2008/12/bahasa-indonesia-menjadi-bahasa-peradaban-dunia/

4. Bahasa itu simbol. Bahasa itu merupakan simbol-simbol tertentu. Misalnya kata ”rumah” menggambarkan hakikat sebuah rumah. Jadi bahasa itu adalah lambang-lambang tertentu. Pendengar atau pembaca meletakkan simbol-simbol atau lambang-lambang tersebut secara proporsional.
Gambar 4. Diunduh pada tanggal 13 Maret 2014: http://geometryarchitecture.wordpress.com/2013/03/24/interpretasi-jari-dalam-bahasa-isyarat/

5. Fungsi bahasa adalah mengekspresikan pikiran dan perasaan. Jadi tidak hanya mengekspresikan pikiran saja. Peranan bahasa terlihat jelas dalam mengekpresikan estetika, rasa sedih senang dalam interaksi sosial. Dalam hal ini mereka mengekspresikan perasaan dan bukan pikiran. Karena itu bahasa itu mempunyai peranan sosial, emosional disamping berperan untuk mengemukakan ide.

GENDER

Kata Gender berasal dari bahasa Inggris yang berarti jenis kelamin (John M. echols dan Hassan Sadhily, 1983: 256). Secara umum, pengertian Gender adalah perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan apabila dilihat dari nilai dan tingkah laku. Dalam Women Studies Ensiklopedia dijelaskan bahwa Gender adalah suatu konsep kultural, berupaya membuat perbedaan (distinction) dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat.


Istilah “gender” yang berasal dari bahasa Inggris yang di dalam kamus tidak secara jelas dibedakan pengertian kata sex dan gender. Untuk memahami konsep gender, perlu dibedakan antara kata sex dan kata gender.



Sex adalah perbedaan jenis kelamin secara biologis sedangkan gender perbedaan jenis kelamin berdasarkan konstruksi sosial atau konstruksi masyarakat. Dalam kaitan dengan pengertian gender ini, Astiti mengemukakan bahwa gender adalah hubungan laki-laki dan perempuan secara sosial. Hubungan sosial antara laki-laki dan perempuan dalam pergaulan hidup sehari-hari, dibentuk dan dirubah.

Gambar 5. Diunduh pada tanggal 13 Maret 2013: http://fikomuntarkapsel.blogspot.com/2010/04/persamaan-perbeddan-gender.html




Secara umum, pengertian Gender adalah perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan apabila dilihat dari nilai dan tingkah laku. Dalam Women Studies Ensiklopedia dijelaskan bahwa Gender adalah suatu konsep kultural, berupaya membuat perbedaan (distinction) dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat.


ETIKA

Etika berasal dari istilah etik, istilah ini berasal dari bahasa Greek yang mengandung arti kebiasaan atau cara hidup.K Bertens dalam buku etikanya menjelaskan lebih jelas lagi. Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Kata Yunani ethos dalam bentuk tunggal mempunyai banyak arti: tempat tinggal yang biasa; padang rumput; kandang; kebiasaan, adat; akhlak, watak; perasaan, sikap, cara berpikir. Dalam bentuk jamak artinya adalah adat kebiasaan.

Gambar 6. Diunduh pada tanggal 13 Maret 2013: http://www.docstoc.com/docs/45722694/KULIAH-DASAR-ETIKA-MEDIS


Etika sering diidentikan dengan moral (atau moralitas). Namun, meskipun sama-sama terkait dengan baik-buruk tindakan manusia, etika dan moral memiliki perbedaan pengertian. Moralitas lebih condong pada pengertian nilai baik dan buruk dari setiap perbuatan manusia itu sendiri, sedangkan etika berarti ilmu yang mempelajari tentang baik dan buruk. Jadi bisa dikatakan, etika berfungsi sebagai teori tentang perbuatan baik dan buruk. Dalam filsafat terkadang etika disamakan dengan filsafat moral.
Etika membatasi dirinya dari disiplin ilmu lain dengan pertanyaan apa itu moral? Ini merupakan bagian terpenting dari pertanyaan-pertanyaan seputar etika. Tetapi di samping itu tugas utamanya ialah menyelidiki apa yang harus dilakukan manusia. Semua cabang filsafat berbicara tentang yang ada, sedangkan filsafat etika membahas yang harus dilakukan.
Selain itu etika bisa disebut sebagai ilmu tentang baik dan buruk atau kata lainnya ialah teori tentang nilai. Dalam Islam teori nilai mengenal lima ketegori baik-buruk, yaitu baik sekali, baik, netral, buruk dan buruk sekali. Nilai ditentukan oleh Tuhan, karena Tuhan adalah maha suci yang bebas dari noda apa pun jenisnya. Tetapi tujuan etika itu sendiri ialah bagaimana mengungkap perbedaan kebaikan dan keburukan sejelas-jelasnya sehingga mendorong manusia terus melangkah pada kebaikan.
Kebaikan itu sendiri –menurut ibn Sina- sangat erat kaitannya dengan kesenangan. Kebaikan itu membuat manusia lebih sempurna dalam suatu hal. Kebaikan terbaik berkaitan dengan kesempurnaan roh manusia. dengan demikian kejahatan merupakan sejenis ketidak sempurnaan.

BUDAYA

Kebudayaan adalah cara berfikir dan cara merasa yang menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan sekelompok manusia yang membentuk kesatuan sosial (masyarakat) dalam suatu ruang dan waktu.
Kebudayaan sebagai keseluruhan yang mencakup pengetahuan kepercayaan seni, moral, hukum, adat serta kemampuan serta kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Kebudayaan merupakan hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya yaitu masyaraakat yang menghasilkan tekhnologi dan kebudayaan kebendaan yang terabadikan pada keperluan masyarakat. Rasa yang meliputi jiwa manusia yaitu kebijaksanaan yang sangat tinggi di mana aturan kemasyarakatan terwujud oleh kaidah-kaidah dan nilai-nilai sehingga denga rasa itu, manusia mengerti tempatnya sendiri, bisa menilai diri dari segala keadaannya.

Gambar 7. Diunduh pada tanggal 13 Maret 2014: http://d-onenews.com/blog/pawai-budaya-2012-gubernur-tekankan-tema-budaya-jatim/

Kebudayaan sangat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang, begitu pula sebaliknya. Di dalam pengembangan kepribadian diperlukan kebudayaan, dan kebudayaan akan terus berkembang melalui kepribadian tersebut. Sebuah masyarakat yang maju, kekuatan penggeraknya adalah individu-individu yang ada di dalamnya. Tingginya sebuah kebudayaan masyarakat dapat dilihat dari kualitas, karakter dan kemampuan individunya.
Manusia dan kebudayaan adalah dua hal yang saling berkaitan. Manusia dengan kemampuan akalnya membentuk budaya, dan budaya dengan nilai-nilainya menjadi landasan moral dalam kehidupan manusia. Seseorang yang berperilaku sesuai nilai-nilai budaya, khususnya nilai etika dan moral, akan disebut sebagai manusia yang berbudaya. Selanjutnya, perkembangan diri manusia juga tidak dapat lepas dari nilai­nilai budaya yang berlaku.
Kebudayaan dan masyarakatnya memiliki kekuatan yang mampu mengontrol, membentuk dan mencetak individu. Apagi manusia di samping makhluk individu juga sekaligus makhluk sosial, maka perkembangan dan perilaku individu sangat mungkin dipengaruhi oleh kebudayaan. Atau boleh dikatakan, untuk membentuk karakter manusia paling tepat menggunakan pendekatan budaya.


Sumber :

  1. Diunduh pada tanggal 13 Maret 2014: http://www.kajianteori.com/2013/03/pengertian-bahasa-apa-arti-bahasa-menurut-ahli.html
  2. Diunduh pada tanggal 13 Maret 2014: http://aldyforester.wordpress.com/2013/03/24/pengertian-dan-fungsi-bahasa/
  3. Diunduh pada tanggal 13 Maret 2014: http://curbisica.blogspot.com/2011/09/pentingnya-penggunaan-bahasa-indonesia.html
  4.  Suharso dan Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Semarang: Widya Karya, 2005).
  5. Kusumohamidjojo, Filsafat Kebudayaan; Proses Realisasi Manusia,(Yogyakarta: Jalasutra, 2010). Islam dan Budaya Lokal, (Yogyakarta: Teras, 2009). 
  6.  Bertens, K. 1993. Etika. Jakarta: Gramedia
  7.  Poespoprodjo. 1999. Filsafat Moral Kesusilaan Teori dan Praktek. Bandung: Pustaka Grafika


Jumat, 07 Maret 2014

Metode Survei dan Metode Etnografi

Selamat malam semuanya,kali ini saya akan membahas perbedaan antara metode survei dan metode etnografi,keduanya ini sering digunakan seorang antropolog dalam melakukan suatu penilitian. Pada dasarnya keduanya merupakan sebuah metode dalam pengumpuan data namun ada beberapa perbedaan diantara keduanya.
Yg pertama saya akan membahas tentang metode surveri,yaitu suatu metode pengambilan data dengan cara memberikan kuisioner atau melakukan interview dan datanya bersifat kualitatif sedangkan metode etnografi adalah metode penelitian kualitatif yang sering digunakan dalam ilmu sosial seperti antropologi.
Ada beberapa perbedaan antara metode survei dan metode etnografi,yaitu:

Metode survei:
  • Datanya kualitatif
  • Dilakukan di masyarakat yang modern yang melek huruf
  • Peneliti tidak memiliki kontak langsung dengan objek yang diteliti,biasanya menggunakan wawancara dan menyebarkan kuisioner
  • Tidak melakukan penelitian secara mendalam
  • Hasi penelitian harus dianalisis dengan statistika karena banyaknya data
Metode etnografi:
  • Datanya kuantitatif
  • Peneliti harus terlibat langsung dalam melakukan penelitiannya
  • Peneliti harus memiliki ikatan yang kuat terhadap objek yang akan diteliti
  • Peneliti mempelajari seluruh segmen masyarakat
  • Hasil penelitian tidak harus dianalisis dengan statistika
Demikian posting dari saya,mudah-mudahan membantu dalam mempelajari perbedaan etnografi dan metode survei. Terima kasih.

Sumber:
  1. Diunduh pada 06 Maret 2014: http://museumgeologiku.blogspot.com/2010/09/metode-etnografi-untuk-penelitian.html
  2. Diunduh pada 06 Maret 2014: http://antropologiui.wordpress.com/2011/06/01/rancangan-penelitian-etnografi-menurut-creswell/