Selasa, 25 Maret 2014

Filsafat Manusia

A.Pengertian Filsafat Manusia

Filsafat manusia merupakan bagian dari sistem filsafat, yang umumnya memiliki kedudukan yang setara dengan cabang-cabang yang lainnya, seperti etika, kosmologi, epistemology, filsafat sosial, dan estetika dan bahkan bila di bandingkan dengan ilmu-ilmu tentang manusia, seperti (antropologi dan psikologi). Baik filsafat manusia ataupun ilmu-ilmu tentang manusia, pada dasarnya bertujuan untuk menyelidiki, menginterpretasi, dan memahami gejala-gejala atau ekspresi-ekspresi manusia.  Maka Objek material filsafat manusia adalah gejala atau ekspresi manusia,  sama seperti ilmu-ilmu tentang manusia yang lain. Tetapi secara ontologis ia memiliki kedudukan yang lebih penting. Karena kajian dari semua cabang filsafat dan ilmu-ilmu tentang manusia tersebut adalah manusia yang secara spesifik menjadi objek kajian filsafat manusia.
Secara umum dapat dikatakan, bahwa setiap  cabang ilmu-ilmu tentang manusia mendasarkan penyelidikanya pada gejala empiris, yang bersifat ‘objektif’ dan bisa diukur, dan gejala itu kemudian diselidiki dengan menggunakan metode yang bersifat observasional atau eksperimental. Sebaliknya, filsafat manuisa tidak membatasi diri pada gejala empiris. Bentuk atau jenis gejala apapun tentang manusia, sejauh bisa difikirkan, dan memungkinkan untuk difikirkan secara rasional, bisa menjadi bahan kajian fislafat manusia. Aspek-aspek, dimensi-dimensi, atau nilai-nilai yang bersifat metafisis, spiritual, dan universal dari menusia, yang tidak bisa diobservasi dan diukur melalui metode-metode keilmuan bisa menjadi bahan kajian terpenting bagi filsafat menusia.


        Berbeda dengan ilmu-ilmu tentang manusia, dikarenakan luasnya dan tak terbatas tentang gejala manusiawi yang diselidiki oleh filsafat manusia, maka tidak mungkin ia menggunakan metode observasi atau eksperimen itu. Aspek-aspek, dimensi-dimensi atau nilai-nilai yang bersifat metafisis, spiritual, dan universal hanya bisa diselidiki dengan metode yang lebih spesifik, seperti metode sintesis dan reflektif. Sintesis dan reflektif bisa dilakukan sejauh gejalanya bisa difikirkan. Karena apa yang bisa difikirkan jauh lebih luas daripada yang bisa diamati, seperti yang bersifat empiris.


B.Ciri-ciri Filsafat Manusia

1.     Ekstensif: dapat kita saksikan dari luasnya jangkauan atau menyeluruhnya objek kajian yang di geluti oleh filsafat.
2.     Intensif: filsafat adalah kegiatan intelektual yang hendak menggali inti hakikat, akar, atau struktur dasar, yang melandasi segenap kenyataan.
3.     Kritis: karena tujuan filsafat manusia pada taraf akhir tidak lain adalah untuk memahami diri sendiri maka hal apa saja yang secara langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan pemahaman diri manusia, tidak luput dari kritik filsafat.



C.Aliran-aliran yang terdapat pada Filsafat Manusia

            Dalam ilmu filsafat manusia terbagi menjadi tujuh aliran dengan perincian yaitu, dua dari di antaranya adalah aliran tertua sekaligus terbesar. Sedangkan aliran yang selain dua aliran tersebut merupakan aliran yang menjadi reaksi atas dua aliran sebelumnya. Dua aliran tertua dan terbesar dalam filsafat adalah, aliran materialisme dan aliran idealisme. 


1.   Materialisme



           Materialisme adalah paham dari filsafat manusia yang meyakini bahwa esensi kenyataan, termasuk  manusia adalah bersifat material atau fisik. ciri utamanya adalah bahwa ia menempati ruang dan waktu, memiliki keluasan (re extensa), dan bersifat objektif. Disebut juga naturalisme karena kata materi digantidengan natur (alam) atau organisme. 



Ciri utamanya adalah menolak adanya kekuatan yang bersifat spiritual di¢materialisme baik  Semua dijelaskan dalam hukum¢gejala yang bersifat material itu. kausalitas (sebab- Material bergerak bukan¢akibat, stimulus-respons) dari dirinya, melainkan dari kekuatan-kekuatan di luar dirinya. Pakar materialisme menyebut kekuatan itu mesin atau mekanis. 



Ilmu alam yang menganut faham Materialisme diantaranya ialah fisika, biologi, kimia, kedokteran, sebagian psikologi (psikobiologi, psikologi behavioristik), sebagian sosiologi (jika berasumsi bahwa esensi alam semesta (termasuk manusia) dan objek kajian-kajian ilmu alams epenuhnya bersifat material, sehingga bisa dijelaskan secara kausa dan mekanis). Tokoh-tokoh materialisme antara lain, ¢1. Anaximenes (585 -528),  2. Anaximandros (610 -545 ¢SM), 3. Thales (625 -545 SM),  4. Demokritos (± 460 -545 SM), 5. Thomas Hobbes (1588 -1679), 6. La Mettrie (1709 -1751), 7. ¢Feuerbach (1804 -1877), 8. H. Spencer (1820 -1903),  9. Karl Marx (1818 -1883). 



2.   Idealisme.



             Idealime merupakan kebalikan dari materialisme. menurut aliran ini, kenyataan sejati adalah bersifat spiritual. sedangkan esensi kenyataan dari sepritual itu sendiri adalah berfikir. (res-cogitans). ciri utama yang menyakini adanya kekuatan spiritual (roh absolut) di  Tidak¢balik setiap kejadian bisa dijelaskan berdasarkan pada Menggunakan pengamatan empiris metafor-metafor kesadaran manusia. Misal: kekuatan spiritual dianggap rasional, berkehendak, berperasaan, kreatif, dll.



Beberapa ilmu yang menganut paham idealism (spiritualisme) antara lain: teologi (tauhid), sufisme, seminari, budhisme, dll (jika berasumsi bahwa semua berawal dari kekuatan spiritual (roh absolut) atau sering disebut sebagaiTuhan). Tokoh-tokoh idealism diantaranya yaitu : Plato, Hegel, Leibnitz, Aristoteles, Descartes, Kant, Goethe, Agustinus. 



Aliran-aliran lain yang merupakan reaksi atas materialisme dan idealisme yaitu :



1.   Dualisme.
Menurut aliran dualisme kenyataan sejati pada dasarnya adalah baik bersifat fisik ataun non fisik (spiritual). mereka berpendapat bahwa berbagai kejadian tidak dapat di asalkan pada satu subtansi atau satu esensi saja. sehingga mereka beranggapan bahwa kenyataan sejati merupakan perpaduan antara dua subtansi (materi dan roh).



2.   Vitalisme.
Vitalisme adalah aliran di dalam filsafat yang beranggapan bahwa kenyataan sejati pada dasarnya adalah energi, daya, kekuatan, atau nafsu yang bersifat irasional. Dengan memberi tekanan bahwa kenyataan sejati pada dasarnya adalah berupa energi-energi non-fisik yang irasional dan instingtif. Sehingga vitalisme berbeda dari materialisme dan idealisme.



3. Eksistensialisme.
Aliran eksistensialisme secara spesifik meneliti kenyataan konkreet manusia sebagaimana manusia itu sendiri berada dalam dunianya. istilah eksistensi berasal dari kata existere (ex=keluar dan sistere=ada atau berada). Dengan demikian eksistensi memiliki arti sebagai "sesuatau yang sanggup keluar dari keberadaannya" atau  “sesuatu yang mampu melampaui dirinya sendiri". 



4.   Strukturalisme.
Secara sederhana struktrualisme dapat di artikan sebagai aliran dalam filsafat manusia yg menempatkan struktur atau sistem. Struktrualis meyakini bahwa manusia pada dasarnya merupakan makhluk yang tidak bebas yang terstruktur oleh sistem, budaya, dan bahasanya. Aliran struktualisme menolak humanisme, menolak pandangan tentang kebebasan dan keluhuran (keagungan) manusia.



5.   Posmodernisme. 
Pasmodernisme mempunyai kesamaan dengan struktrualisme yaitu sama menentang humanisme. Menurut pandangan pasmodernisme telah terjadi dominasi dan kolonialisme yg halus dan diam-m dalam sebuah aspek kehidupan manusia.


Sumber:
1.     Diunduh pada tanggal 23 Maret 2014: http://ipanksuhendra.blogspot.com/2013/02/filsafat-manusia.html
2. Diunduh pada tanggal 23 Maret 2014: http://filsafat.kompasiana.com/2012/06/04/siapakah-manusia-refleksi-filosofis-profdrndrijarkara-sj-mengenai-hakekat-manusia-467312.html



2 komentar:

  1. wah sandhy informasi tentang filsafat manusianya bagus nih nilainya 87 deh

    BalasHapus
  2. Hai Sandyyyy.....
    Infonya menarik nih. Tapi coba deh warna tulisan di blog lo ada yang diganti, soalnya ga begitu keliatan. Atau ngga background nya ganti warnanya jadi yang lebih cerah.
    Nilainya 85 yaa

    BalasHapus