Rabu, 02 April 2014

Tantangan Pendidikan Anak di Era Globalisasi

 Latar Belakang

Dewasa ini,penggunaan media sosial oleh anak semakin kompleks untuk mengeksplorasi hal-hal yang membuat anak semakin berkembang. Perlindungan terhadap anak sangat penting untuk diwujudkan karena banyak informasi yang masuk dan anak harus bisa memilih informasi yang cocok dan sesuai tahap perkembangannya. Dalam proses edukasi era global para pendidik harus mencermati cara-cara mengetahui kemampuan anak untuk menyikapi dan memandang dirinya secara positif agar memiliki konsep diri positif.

Isi

Tips Mendidik Anak di Era Digital

1.      Belajar dan Mengenal TIK(Teknologi Informasi dan Komunikasi)
Sebagai pendidik harus mutlak mengetahui dan tahu bagaimana menggunakan media sosial sebagai hal yang sering dieksplorasi oleh anak. Setidaknya pendidik bisa membatasi dan mengawasi gerak anak dalam menggunakan sosial media.

2.      Menyaring dan Menyeleksi Kontennya Dan Melakukan Pendampingan
Sangat diupayakan pendidik melakukan pendampingan selama anak mengeksplorasi media sosial,setidaknya bisa memilih konten atau aplikasi yang cocok untuk anak agar terhindar dari informasi yang negatif.

3.      Kendalikan Waktu Akses, Ajak Anak Bermain dan Berinteraksi Tanpa Mesin
Kelemahan pendidik dalam hal ini terlalu membebaskan anak dalam mengakses media sosial, pendidik harus bisa menyingkirkan gadget ketika berkumpul dengan keluarga agar komunikasi yang terjalin menjadi lebih optimal.

4.      Pelajari Apa Yang Bermanfaat Dari Teknologi, Mulai dari Kita Sebagai Orang Tua
Pendidik harus bisa menjadi role model karena anak banyak mengikuti apa yang dilakukan oleh orang tau maka itu pendidik harus bisa menjadi figur yang baik.

5.      Daftar Aplikasi iPad dan Andrid untuk Belajar
Pendidik harus tahu bahwa gadget tidak hanya untuk bermain tapi memiliki manfaat yang bisa membantu anak dalam proses belajar. Banyak aplikasi bermanfaat yang telah diklasifikasikan sesuai dengan Taksonomi Bloom(Ranah Kognitif). Taksonomi Bloom adalah struktur hierarkhi yang mengidentifikasikan kemampuan mulai dari tingkat yang rendah hingga yang tinggi. Daftar aplikasi iPad dan Android yang dikelompokkan sesuai dengan Taksonomi Bloom:
 
Gambar 1 diunduh dari: http://edukasi101.com/daftar-aplikasi-ipad-android-untuk-belajar/








gambar 2 diunduh dari: http://edukasi101.com/daftar-aplikasi-ipad-android-untuk-belajar/


 


Pendidikan Anak pada Masa Wire Generation

Wire Generation adalah generasi baru yang lahir di era digital yang telah mampu merubah dunia ini. Mendidik anak di era Wire Generation erat hubungannya dengan internet. Anak membutuhkan perhatian ekstra agar tidak mudah mengakses hal-hal yang tidak diinginkan.
1.  Kontrol Terhadap Beberapa Media
1.      Internet
Sekarang ini internet sangat mudah diakses oleh siapapun apalagi dengan wifi yang tersedia hampir di setiap tempat memudahkan anak dalam mengakses internet. Hal ini bisa sangat berbahaya apabila tidak dilakukan pendampingan oleh orang tua.

2.      Games
Anak-anak sangat suka bermain games tapi pada era ini, mulai banyak games yang berbau dengan tindak kekerasan dan pornografi. Orang tua harus bisa memberikan games sesuai dengan umur anak.

3.      Film/Sinetron/DVD
Ini sifatnya sangat merusak terutama psikis anak karena ketiganya apalagi sinetron sifatnya terlalu berlebihan dan biasanya si anak meniru apa yang dia lihat. Sebaiknya orang tua memilihkan tontonan yang mendidik dan tidak terpaku dengan apa yang ada di televisi.

4.      Komik
Banyak komik yang beredar sekarang ini memiliki konten-konten pornografi,hal ini bisa menyebabkan anak ingin lebih tahu tentang isi ceritanya. Orang tua harus bisa melakukan pendampingan dalam pemilihan komik yang akan dibaca oleh anak.

5.      Iklan
Konten-konten yang ada di dalam iklan sekarang ini banyak yang tidak memperhatikan norma-norma dan biasanya hanya menyampaikan kelebihan produk.
2. Melakukan Kontrol dan Menguasai Teknologi
Ada dua hal penting dalam menguasai pendidikan di era Wire Generation,hal pertama adalah orang tua mampu menguasai teknologi dan hal kedua orang tau harus bisa melakukan control terhadap si anak.
2.1 Tips bagi orang tua jika anak sudah kecanduan perangkat digital atau pornografi
1.      Rumuskan ulang pola pengasuhan dengan pasangan dan harus konsisten dalam membuat peraturan di rumah sehingga anak menjadi lebih terkontrol.
2.      Bedakan pola pengasuhan antara anak perempuan dan laki-laki. Keduanya sama-sama harus memilik perhatian khusus dari orang tua dan anak laki-laki harus diberi perhatian ekstra karena anak laki-laki sifatnya lebih berani dalam mengeksplorasi banyak hal-hal.
3.      Jika anak sudah terlanjur terekspos pada konten pornografi, jangan panic atau marah. Tanyakan apa penyebabnya,lalu minta maaf pada anak. Satu hal yang perlu diketahui orang tua,jangan gengsi untuk minta maaf.
2.2 Langkah-langkah untuk menjadi terapis bagi anak:
1.      Tenang
Orang tua harus tenang bijak dan tenang dalam pengambilan keputusan,hal ini terkadang sulit tapi justru akan menjadi kunci utamanya.

2.      Hindari Marah dan Panik
Apabila orang tua mudah marah dan panik apabila anak melakukan kesalahan justru ini akan berbahaya dan membuat anak terkesan menjadi pribadi yang tertutup. Kita harus menghindari sifat seperti itu agar lebih terfokuskan pada pemecahan masalah.

3.      Diterima,Maafkan,Minta Ampun pada Tuhan dan Mulailah Bermusyawarah
Melakukan musyawarah sebaiknya terlebih dulu dilakukan oleh orang tua agar mengetahui titik permasalahan pada anak setelah semuanya terjalin dengan baik lakukan komunikasi dengan anak.

4.      Anak perlu validasi 3P: Penerimaan,Pujian,Penghargaan
Jika semua ini telah dilakukan dengan baik,maka anak lebih mudah dikontrol.

5.      Perbaiki pola pengasuhan
·         Lakukan perumusan ulang tujuan pengasuhan anak
·         Orang tua mengetahui kelebihan dan kekurangan dirinya masing-masing
·         Keduanya harus sepakat mengenai dual parenting,yaitu mempunyai porsi yang sama dalam pengasuhan

Cara menghadapi anak tersebut:
·         Cari tahu penyebab anak mulai mengenalnya
·         Selesaikan hal-hal yang menyangkut emosi dan harga dirinya, ini akan membuat kecanduan menurun
·         Jelaskan target penyedia pornografi
·         Tanyakan bagaimana pendapatnya
·         Susun langkah yang akan dilakukan bersama
·         Anak butuh pendampingan

Delapan hal yang bisa bermanfaat untuk membantu anak dalam proses terapi ini:
·         Jangan focus pada prestasi akademik semata
·         Aktif dalam menggunakan teknologi media
·         Komunikasi dan disiplin berbeda
·         Perkuat keimanan dalam diri anak
·         Kemampuan berpikir kritis
·         Konsep dan harga diri yang baik
·         Mandiri dan tanggung jawab
3. Sikap yang Perlu Diwaspadai
1.      Persoalan Baru
Jangan sampai anak hanya menghabiskan waktu di internet,gunakan waktu untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
2.      Komunikasi Lewat Tulisan
Bahasa tulisan akan berbeda dengan bahasa yang disampaikan lewat tatap muka langsung sehingga orang tua harus berhati-hati saat menterjemahkan emosi dalam tulisan.
3.      Keamanan Anak
Orang tua harus berhati-hati dalam sosialisasi di dunia maya agar tidak terjadi hal-hal yang negative.
4.      Kedisiplinan Anak
Orang tua harus lebih selektif dalam memberikan games kepada anak,jangan sampai membuat anak kecanduan games dan lupa pada tugasnya.
5.      Kurangnya Komunikasi
Harus ada pola pengasuhan yang jelas dalam membatasi gerak anak dalam bermain gadget agar komunikasi mudah terjalin dengan baik antara orang tua dan anak
4. Sikap Orang Tua Terhadap Anak
1.      Harus mengetahui perkembangan teknologi
2.      Lebih peka terhadap isu-isu yang berkembang
3.      Sering mengontrol kegiatan yang dilakukan oleh anak
4.      Lebih waspada dan tidak panik
5.      Memahami teknologi sebelum anak mengaksesnya
6.      Berikanlah yang sesuaidengan perkembangan usianya
5. Implikasi dalam Pendidikan dan Pendampingan Anak di Era Global
1.      Anak bukan hanya mempelajari materi pelajaran
2.      Anak dapat mempelajari kreatifitas,produktifitas,ketangguhan,dan profesionalitas
3.      Anak harus mampu mengembangkan potensi diri
4.      Anak hendaknya mempunyai pemahaman hidup yang seimbang
6. Cara Merangsang Kemampuan Anak Usia Dini agar Berkembang Secara Optimal
1.      Gunakan kata-kata sederhana agar anak mudah mengerti
2.      Tanamkan pemahaman konsep dengan learning by doing
3.      Rangsang kreatifitas anak
4.      Rangsang anak melalui pengembangan body kinesthetic
5.      Bentuk kemampuan bergaul anak
6.      Latih anak untuk dapat mengekspresikan emosi diri
7.      Ajak anak mengenali dan memelihara alam lingkungan

7. Pola Pengasuhan Anak(Parenting Style)
1.      Autoritative      : Demokrasi,bimbingan,mendengarkan. Dalam pola pengasuhan ini anak akan lebih bisa mengendalikan diri,percaya diri,dan hidupnya lebih bahagia.
2.      Autoritarian     : Tidak toleransi,harus patuh,ada paksaan. Dalam pola pengasuhan ini anak akan mempunyai konsep diri yang negative,merasa terjebak,dan tidak bisa menginternalisasikan diri.
3.      Permissive       : Membebaskan,tidak ada bimbingan,memanjakan. Dalam pola pengasuhan ini anak akan menjadi kurang dewasa,impulsive,membantah,dan terkesan boros.
4.      Neglect                        : Orang tua lalai,tidak peduli. Dalam pola pengasuhan ini anak akan agresif dan yang paling parah tidak mempunyai pendirian.
Kesimpulan
Era global memiliki banyak dampak yang kompleks yang apabila tidak disaring dengan baik akan menimbulkan hal-ha yang tidak diinginkan,terutama oleh anak. Maka sebagai orang tua kewajiban yang mutlak diberikan adalah bimbingan terhadap anak,diperlukan batasan waktu dan penilaian yang tepat, kapan dan untuk apa digunakan. Orang tua harus tepat saat memberikan teknologi kepada anak yang diberikan sebagai alat bantu untuk membantu perkembangan anak.




Daftar Pustaka:
Crain, W . (2011). Theories of development: Concept and applications (6ed). NJ: Pearson
Hurlock, E. B. (1980). Psikologi perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Edisi                 Kelima. Terj. Jakarta: Erlangga
Hidayati, N. (2010, Agustus). Bermain khayal untuk mengembangkan dimensi sosioemosi anak-anak pra    sekolah. Insan, 12, 106. Diambil pada tanggal 28 November 2013, dari           http://journal.unair.ac.id/filerPDF/5-12-2pdf
Papalia, D. E., Wendkos-Olds, & Duskin Feldman. (2001). Human development(8ed). New York: McGraw             Hill
Pendidikan anak di era digital. (2010, Mei). Diambil tanggal 28 November 2012, dari             http://terangdunia.com/index.php?option=com_content&view=article%id=673:bahaya-sering-          nonton-tv-pada-anak-anak&catid=58:media-internet&ltemid=88
Santrock, J. W. (2001). Educational psychology 9 (5ed). New York: McGraw-Hill
Sativa, R. I. (2012, Oktober). Nonton televisi itu tak selamanya buruk bagi kesehatan. Diambil tanggal 28   November 2012, dari http://health.detik.com/read/2012/10/11/095948/2059854763/nonton-      televisi-itu-tak-selamanya-buruk-bagi-kesehatan
Shunk, D. H. (2012) Learning Theories, an educational perspective, Sixth Ed, Boston, MA: Person             Education
Tilaar., Dr., Prof. (2002) Multikulturalisme; Tantangan-tantangan global & masa depan dalam transformasi pendidikan nasional, Jakarta: PT Grasindo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar